Mungkin aku seorang anak yang beruntung. Memiliki sebuah keluarga yang sangat menyayangiku. Seorang ibu yang sangat memperhatikan aku, menyayangiku, melindungiku sejak kecil. Dan tak kalah perhatiannya dengan Ayahku, yang selalu memanjakan aku, selalu ada saat ku membutuhkannya. Walau Ayah tak setiap saat berada di sisi kami. Begitu pula seorang kakak laki-laki ku yang selalu melindungi dan membelaku, walau menurutku dia begitu keras dan menyebalkan, tapi dia seorang kakak yang sangat peduli dan bertanggungjawab.
Saat ini hatiku sedang benar-benar tak berdaya menahan air mata. Teringat rangkaian kata-kata dari seorang sahabat. Ku bisa merasakan kesedihannya, saat Rio menguraikan air matanya. Mendengar isak tangisnya, saat Rio sedang merasakan sebuah kerinduan yang amat mendalam kepada ibunya yang sudah lama tiada. Malam itu Rio memandang langit yang kosong tanpa ada bintang disana. Seakan langit malam itu merasakan kesedihan yang sama dengan dirinya. Rio menatap kosong dan bercerita tentang indahnya masa lalu bersama ibunya.
Saat ini Rio sedang benar-benar terpuruk. Merasakan kesepian diantara keramaian kota yang sangat keras. Rio menangis dan berkata padaku tentang satu hal yang membuatku tak bisa menahan tangis kesedihan. Rio berkata padaku, “Kamu beruntung masih mempunyai kesempatan bersama ibumu, tidak seperti aku yang belum sempat memberikan kebahagian untuk ibuku, karena Tuhan tidak memberikanku kesempatan itu. Aku cuma ingin mengingatkan kamu, selagi masih ada kesempatan itu, jangan pernah sia-siakan waktu yang ada untuk membahagiakan orang tuamu. Sayangi dia dan jaga dia di sisa hidupnya, seperti dia menjagamu dan menyayangimu dari kecil hingga kamu kini telah dewasa”. Hatiku menangis, sedih yang tak bisa kutahan lagi air mata ini.
Rio selalu berkata padaku dengan beruraian air mata, “Aku sangat merindukan ibuku dan Aku ingin sekali memeluknya”. Rio terdiam sejenak, menerawang lagi ke langit dan berandai-andai. “Seandainya ibuku masih ada disini, mungkin aku bisa berbagi batin dan bercerita tentang masalah hidup yang sedang aku hadapi. Mungkin aku bisa mengadu dan menangis dipelukannya, dan mungkin akan selalu ada disisiku saat sedih melandaku. Mungkin juga dia akan bisa membantuku mengatasi setiap masalah dalam hidupku. Memberikan perlindungan, saat aku takut akan gelap. Aku nggak berarti apa-apa tanpa ibuku. Seandainya ibuku masih ada disini, aku nggak akan merasakan kesepian atau merasa takut dengan hal apa pun yang akan aku hadapi. Tapi semua itu hanya angan-angan, karena waktu nggak akan pernah kembali. Begitu juga ibuku yang takkan mungkin kembali lagi disisiku. Aku hanya berdoa, semoga ibuku tenang dan bahagia di surga. Walaupun dia tak ada disini, aku akan berusaha membuatnya bangga disana”. Matanya masih memandang ke langit dan tersenyum, seakan ibunya bisa membalas senyumnya dari surga.
Hatiku benar-benar merintih sedih mendengarkan Rio bercerita dan mengatakan tentang hal tersebut. Tangisku semakin menjadi-jadi mendengar pernyataannya, karena melihat sahabatku begitu tegar menjalani hidupnya selama ini. Walaupun sebenarnya hatinya rapuh.
Pernyataan sahabatku Rio sangat menyentuh hatiku, seakan aku bisa merasakan kesediahan yang dia alami. Beruntunglah Aku yang masih mempunyai kesempatan bersama orang-orang terkasih.
Pengertian Hipotesis
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel .
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA” yang artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Cara-cara Merumuskan Hipotesis
Tidak ada cara perumusan Hipotesis secara baku. Penulis menyarankan sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
d. hipotesis hendak lah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
CIRI-CIRI HIPOTESIS
1. Harus menyatakan hubungan
2. Harus sesuai dengan fakta
3. Harus berhubungan dengan ilmu, sesuai dan tumbuh dengan ilmu
4. Harus dapat diuji, sederhana, dan bisa menerangkan fakta
Ciri-Ciri Hipotesis yang baik:
1. Dinyatakan dalam kalimat yang tegas
2. Dapat diuji secara alamiah
3. Dasar dalam merumuskan hipotesis kuat
Penelitian didefinisikan sebagai: “Suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah” (Sutrisno Hadi, 2001).
Pelajaran yang membicarakan metode-metode ilmiah mengenai penelitian disebut metode penelitian atau research methodology.
Metode ilmiah pertama kali dikenalkan oleh John Dewey untuk memecahkan masalah. John Dewey di dalam bukunya How We Think (1910) mengatakan bahwa langkah-langkah pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:
1. Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau kesulitan ini mendorong perlunya pemecahan.
2. Merumuskan dan atau membatasi masalah/kesulitan tersebut. Di dalam hal ini diperlukan observasi untuk mengumpulkan fakta yang berhubungan dengan masalah itu.
3. Mencoba mengajukan pemecahan masalah/ kesulitan tersebut dalam bentuk hipotesis-hipotesis. Hipotesis-hipotesis ini adalah merupakan pernyataan yang didasarkan pada suatu pemikiran atau generalisasi untuk menjelaskan fakta tentang penyebab masalah tersebut.
4. Merumuskan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan secara deduktif.
5. Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian. Hasil penelitian ini bisa menguatkan hipotesis dalam arti hipotesis diterima, dan dapat pula memperlemah hipotesis, dalam arti hipotesis ditolak. Dari langkah terakhir ini selanjutnya dapat dirumuskan pemecahan masalah yang telah dirumuskan tersebut.
Permasalahan penelitian :
Masalah penelitian sebagai dasar mengapa penelitian dilakukan
Permasalahan dituangkan dalam latar belakang penelitian
Latar belakang dimulai dari hal yang bersifat umum kemudian mengerucut ke permasalah yang lebih spesifik
Bagaimana menemukan masalah
Ada dua metode untuk menemukan masalah
penelitian:
1. Pendekatan Formal
2. Pendekatan Informal
Pendekatan Formal
1. Metode Analog (Analog Method)
Metode ini menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian pada bidang tertentu untuk menemukan masalah penelitian pada bidang lain yang terkait.
2. Metode Renovasi (Renovation Method)
Masalah penelitian ditentukan dengan cara memperbaiki atau mengganti komponen teori atau metode yang kurang relevan dengan komponen teori atau metode lain yang lebih efektif .
3. Metode Dialektis (Dialectic Method)
Metode ini menemukan masalah dengan mengajukan usulan pengembangan terhadap teori atau metode yang telah ada.
4. Metode Morfologi (Morphology Method)
Metode untuk menemukan masalah dengan menganalisis berbagai kemungkinan kombinasi bidang masalah penelitian yang saling berhubungan dalam bentuk matrik.
5. Metode Dekomposisi (Decomposition Method)
Menemukan masalah dengan cara membagi masalah ke dalam elemen-elemen yang lebih spesifik.
6. Metode Agregasi (Aggregation Method)
Menemukan masalah dengan menggunakan hasil penelitian atau teori dari berbagai bidang penelitian yang berbeda.
Pendekatan Informal
1. Metode perkiraan (Conjecture Method)
Masalah penelitian berdasarkan intuisi pembuat keputusan mengenai situasi tertentu yang diperkirakan mempunyai potensi masalah
2. Metode Fenomenologi (Phenomenology Method)
Menemukan masalah berdasarkan hasil observasi terhadap fakta atau kejadian
3. Metode Konsensus (Consensus Method)
Masalah penelitian berdasarkan adanya konsensus atau konvensi dalam praktik bisnis
4. Metode Pengalaman (Experiences Method)
Masalah penelitian berdasarkan pengalaman perusahaan atau orang-orang dalam perusahaan
Cara membuat rumusan masalah
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah:
1. Masalah harus dirumuskan dengan jelas dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda
2. Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
3. Rumusan masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat tanya